🥈 Tembang Sinom Nulada Laku Utama

TEMBANGSINOM. Alwan Alya 04 Andrean Balqis Bernadetta Magdalena. 03 05 07 08 18 TEMBANG SINOM PADA 1 Asli. Arti. Nuladha laku utama, Nulada tumindhak kang utomo, Tumraping wong tanah Jawi, Pantese wong Jowo, Wong agung ing Ngeksiganda, Wong agung ing Mataram, Panembahan Senapati, Panembahan Senopati, Sinom "Nuladha laku utama Tumraping wong tanah Jawi Wong agung ing Ngéksiganda Panembahan Senapati Kapati amarsudi Sudaning hawa lan nepsu Pinesu tapa brat Nuladhalaku utama, tumrap wong ing tanah JawiWong Agung ing Ngeksiganda, Panembahan SenapatiKapati Amarsudi, sudaning hawa lan nafsuPinesu tapa brata, tanap Contohtembang macapat sinom ttg kembang jawa! Sandy009 Tembang Macapat Sinom. Nulada laku utama. (Mencontohlah perilaku yang utama) Tumrape wong tanah Jawi. (Bagi orang di tanah Jawa) Wong agung ing Ngeksiganda. (Orang besar dari Ngeksiganda/Mataram) Panembahan Senopati. Tembangini menunjukkan bahwa Karna lebih mandahulukan kepentingan negara di atas kepentingan diri, terutama dalam konteks balas jasa. Mental Karna demikian juga sejalan dengan lagu (gerongan) "Brambang sak sen lima, berjuwang labuh negara." Perilaku Karna tadi disebut laku utama oleh orang Jawa. Suara: Tri Wahyu PutroTembang macapat diatas merupakan tembang macapat Sinom, untuk memahami lebih jelas tentang tembang Sinom lengkap dengan artinya silahk Nuladalaku utama Tumrape wong tanah jawi Wong agung ing Ngeksiganda Penambahan Senopat Kepati Amarsudi Sudane hawa lan napsu Pinepsu tapa brata ** Tembang Sinom ini adalah karya KGPAA Mangkunegoro ke IV (1811-1882 M) dan terdapat dalam Serat Wedhatama, Pupuh Sinom, podo 15. Tembang Sinom tersebut dikenal dengan nama MateriTembang Sinom (1) Oleh Yan Ari 09 Feb, 2021 Posting Komentar Tuladhane Sekar Sinom Nulada laku utama, Tumrape wong tanah jawi, Wong agung ing Ngeksiganda, Panembahan Senopati, Kepati amarsudi, Sudane udara lan nepsu, Pinepsu tapa brata, Tanapi ing siyang ratri, PupuhSinom Pada 1. 15. Nulada laku utama, Tumrape wong tanah jawi, Wong agung ing Ngeksiganda, Panembahan Senopati, Kepati amarsudi, Sudane udara lan nepsu, Pinepsu tapa brata, Tanapi ing siyang ratri, Amamangun karyenak tyasing sesama. Contohlah perilaku utama, untuk kalangan orang Jawa (Nusantara), Orang besar dari Ngeksiganda (Mataram 2W5Pb. Adahobi, Tembang Sinom – Dalam kesenian Jawa, terdapat berbagai macam tembang. Salah satunya adalah tembang sinom. Tembang tradisional khas Jawa ini biasa digunakan sebagai media penyampaian nasihat dan pesan kepada para kawula muda, agar mereka tidak mudah salah langkah dalam menapaki jalan kehidupan ini. Lantas bagaimana sebenarnya tembang Jawa sinom itu? Apa makna dan kegunaan dari tembang Jawa tersebut? Temukan jawaban lengkapnya dengan membaca artikel ini sampai tuntas, sehingga kamu bisa belajar lebih banyak lagi tentang tembang sinom tak lupa dengan kumpulan contohnya. makna tembang sinom Tembang sendiri merupakan salah satu kesenian Jawa yang masih eksis dan populer sampai sekarang. Kegunaan tembang juga kerap disesuaikan dengan jenis tembang yang ada, salah satunya yakni tembang sinom. Jenis tembang sinom merupakan tembang nasehat bagi orang lain khususnya bagi para pemuda agar tidak salah langkah dalam menapaki perjalanan hidup di dunia ini. Di masa muda adalah masa-masa dalam pencarian jati diri dan mulai mencoba untuk melakukan hal-hal baru. Emosional para remaja juga kerap kali berubah-ubah dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh karena itu, dengan adanya tembang sinom ini diharapkan kaum muda terselamatkan melalui pesan-pesan yang disampaikan yang terkandung di dalam tembang sinom. Arti kata Sinom Asal kata sinom adalah sebutan nama pucuk daun muda yang baru saja bersemi dan tumbuh. Yang melambangkan usia muda dari manusia. Selain itu, kata “sinom” juga diartikan dengan berbagai makna, salah satunya kata sinom berhubungan dengan kata “sinoman” yang diartikan sebagai perkumpulan pemuda yang membantu orang yang punya hajat. Dalam bahasa Jawa, sinom diartikan sebagai jamu dengan bahan-bahan material dari daun muda atau biasa dikenal dengan sebutan “ si enom” yang berarti masih muda. Kumpulan Contoh Tembang Sinom dan Maknanya Contoh Tembang Sinom Tembang sinom dapat dibuat dengan berbagai tema pilihan sebagai media menyampaikan pesan dan nasihat luhur kepada anak-anak muda. Ada berbagai macam tema pilihan yang dapat dijadikan bahan tembang sinom, seperti tema negara, keluarga, pendidikan, tata krama, agama, kehidupan, kepemimpinan, budi pekerti, dan kerukunan. Semua itu terangkum pada penjelasan lengkapnya di bawah ini. Tema Negara Adapun tembang sinom dengan tema negara dapat diamati sebagai berikut Contoh 1 Mangkya darajating praja Kawuryan wus sunyaruri Rurah pangrehing ukara Karana tanpa palupi Atilar silastuti Sujana sarjana kelu Kalulun kalatidha Tidhem tandhaning dumasi Ardayengrat dene karoban rubeda Artinya Kondisi zaman sekarang Sudah semakin hari semakin merosot Kondisinya telah rusak Karena sudah tidak ada mereka yang diikuti Banyak orang yang meninggalkan aturan lama Banyak orang terbawa arus, sebab zaman penuh keraguan Suasananya menandakan keadaan yang mencekam Sebab dunia penuh dengan gangguan Contoh 2 Ratune ratu utama Patihe patih linuwih Pra nayaka tyas raharja Panekare becik-becik Parandene tan dadi Paliyasing kala bendhu Mandar mangkin andadra Rubeda angribedi Beda-beda ardaning wong sanegara. Artinya Rajanya adalah raja utama Patihnya dengan banyak kelebihan Semua anak buahnya memiliki hati yang baik Pemuka masyarakay juga baik Akan tetapi semuanya tidak menjadi satu Karena daya zaman di kala bendu Bahkan terus semakin menjadi-jadi Gangguan yang mengancang Pikiran dan kehendak orang yang berbeda-beda di satu negara Tema Pendidikan Adapun tembang sinom dengan tema pendidikan dapat diamati sebagai berikut Contoh 1 Lakune bocah sekolah Sinau rino lan wengi Kudune bocah sekolah Mesti pinter lan setiti Nanging jaman saiki Sinanune ora luhur Karo seneng dolanan Ora bisa migunani Mung bisa njaluk lan nyusahke wong tuwa Artinya Menjadi perilakunya anak sekolah Belajar yang rajin di siang dan malam hari Seharusnya anak sekolah Menjadi pintar dan teliti Namun di zaman dewasa ini Belajarnya tidaklah baik Justru senang bermain Yang tidak bermanfaat Sehingga hanya bisa meminta dan menyusahkan orang tua Contoh 2 Langit iki katon padang Kaya padange ning ati Ngilangake rasa malas Sing tansah ngrogoti ati Aku tansah taberi Menyang ing papan sinau Golek ilmu manfaat Kanggo sanguning urip Dadi wong sing migunani marang bangsa Artinya Langit ini tampak terang Selayaknya terang di hati Menghilangkan rasa malas Yang selalu menggerogoti hati Menjadikanku rajin Pergi ke tempat belajar atau sekolah Menuntut ilmu yang bermanfaat Sebagai bekal selama hidup Menjadi orang yang berguna bagi bangsanya Tema Tata Krama Adapun tembang sinom dengan tema tata krama dapat diamati sebagai berikut Contoh 1 Nulada laku utama Tumrape wong tanah jawi Wong agung ing Ngeksiganda Penambahan Senopat Kepati Amarsudi Sudane hawa lan napsu Pinepsu tapa brata Tanapi ing siyang ratri Amamangun karyenak tyasing sesame Artinya Mencontohkan perilaku yang utama Bagi masyarakat Jawa Tokoh besar di Ngeksiganda atau Mataram Panembahan Senopati Berkarakter tekun dan bersungguh-sungguh Untuk mengendalikan hawa nafsu Dengan melakukan bertapa Sepanjang hari dari siang hingga malam hari Membangun ketentraman hati Contoh 2 Bonggan kang tan merlakeno Mungguh ugering kaurip Uripe lan tri prakara Wirya, arta, wi sinasis Kalawun konsi sepi Saka wilangan tetelu Telas tilasing janma Aji godong jati aking Temah popo papariman mulandhana Artinya Menjadi salahmu jika tidak butuh Sedangkan itu adalah aturan kehidupan Kehidupan dengan tiga perkara Kekuasaan, harta, dan kepandaian Jika tidak memiliki semua Dari ketiga perkara tersebut Maka seburuk-buruknya manusia Lebih berharga seuntai daun jati yang kering Berakhir kasihan tidak mempunyai apapun, meminta-minta sampai kemana-mana Tema Agama Adapun tembang sinom dengan tema agama dapat diamati sebagai berikut Amenangi jaman edan Ewuh aya ing pambudi Melu edan nora tahan Yen tan melu anglakoni Boya keduman melik Kaliren wekasannipun Dilalah kersa Allah Begja-begjane kang lali Luwih begja kang eling lawan waspada Artinya Telah memasuki zaman gila Sulit dipahami dalam pikiran Menjadi gila tidak karuan Jika tidak mengikuti zaman Tidak akan kebagian apa-apa Jadilah berujung kelaparan Dengan kehendak Allah Sebaik-baiknya orang lupa Lebih beruntung ia yang selalu ingat dan waspada Tema Kehidupan Adapun tembang sinom dengan tema kehidupan dapat diamati sebagai berikut Katetangi tangis sira Sira sang paramengkawi Kawileting tyas duhkita Kataman ing reh wirangi Dening upaya sandi Sumaruna anerawung Mangimur manuhara Met pamrih melik pakoleh Temah suka ing karsa tanpa wiweka. Artinya Saat hatinya menangis Dia seorang pujangga Yang diliputi hati sedih Mendapatkan cacian dan malu Sebab perbuatan orang lain Awalnya ia memberi harapan Menghibur hatinya Menyimpan keinginan untuk mendapatkan sesuatu Sehingga sang pujangga tak waspada karena terlalu gembira Tema Kepemimpinan Adapun tembang sinom dengan tema kepemimpinan dapat diamati sebagai berikut Dasar karoban pawarta Bebaratan udan lamis Pinudya dadya pangarsa Wekasan malah kawuri Yen pinikir sayekti Mundhak apa aneng ngayun Andhedher kaluputan Siniraman banyu lali Lamun tuwuh dadi kekembanging beka. Artinya Hanya dengan mendengar berita Selayaknya kabar dari mulut ke mulut Akan dijadikan sebagai pejabat Akhirnya justru kena tipu Kalau dipikir-pikir dengan seksama Apalah gun menjadi pemimpin Jika hanya membuat kesalahan Hati hanya dipenuhi lupa diri Yang akhirnya menjadi buah bibir belaka Tema Budi Pekerti Adapun tembang sinom dengan tema budi pekerti dapat diamati sebagai berikut Ujaring panitisastra Awewarah asung peling Ing jaman keneng musibat Wong ambeg jatmiko kontit Mengkono yen niteni Pedah apa amituhu Pawarta lolawara Mundhak angreranta ati Angurbaya angiket caritaning kuna. Artinya Diceritakan dalam buku panitisastra Mengajarkan dan mengingatkan Di kala zaman yang penuh dengan gangguan dan kejahatan Orang yang berbudi tidaklah terpakai Yang demikian jika kita teliti dan seksama Apalah gunanya mempercayainya Kabar yang tidak jelas kebenarannya Hanya akan menyebabkan hati susah Lebih baik menulis kisah di zaman kuno Tema Keluarga Adapun tembang sinom dengan tema keluarga dapat diamati sebagai berikut Sedulur pada elinga Temenana nggonmu urip Bekti biyung bekti bapa Duwe pakerti kang becik Tumindhak kang pratitis Kakang adhi tansah rukun Tuladha kang utama Lung tinulung nora lali Kabeh mau kanggo kluarga kang mulya Artinya Sanak saudara selalu ingatlah Bersungguh-sungguhlah dalam hidup Berbakti kepada ibu dan bapak Memiliki budi pekerti yang baik Berlaku dengan sederhana Jadilah kakak beradik yang selalu rukun Teladan adalah keutamaan Jangan lupa untuk saling tolong menolong Semua itu agar keluarga menjadi mulia sejahtera Tema Kerukunan Adapun tembang sinom dengan tema kerukunan dapat diamati sebagai berikut Kanca ingkang katresnanan Kanca kang jaler lan estri Kanca kang apik lan ala Saka mbiyen nganti iki Aja padha ngerahi Supaya uripe rukun Aja padha kerahan Lan gawe laraning ati Iku kabeh gawe rukun marang kanca Artinya Teman yang saling mengasihi Teman baik itu laki-laki maupun perempuan Teman yang baik maupun buruk Dari dahulu sampai sekarang Jangan saling bermusuhan Agar hidupnya menjadi rukun Jangan suka berantem Dan saling menyakiti hati sama lain Semua itu menciptakan kerukunan antar sesama teman Baca juga artikel terkait Tembang Pucung Tembang Gambuh Tembang Pangkur Tembang Megatruh Watake Tembang Sinom Di dalam tembang sinom ini mengandung beberapa watak. Watak sendiri diartikan sebagai sifat dari lirik-lirik yang terkandung di setiap tembang macapat. Watak yang terdapat dalam tembang sinom sendiri meliputi Ketulusan Kesabaran Keramahan Kegembiraan Semangat Kebijaksanaan Fungsi Tembang Sinom Pada umumnya tembang sinom ini digunakan untuk beberapa maksud, diantaranya adalah Acara perpisahan sekolah Sebagai media menyampaikan pesan kesabaran Sebagai media memberikan nasihat dari orang tua ke pemuda Aturan atau Paugeran Tembang Sinom Paugeran Tembang Sinom Paugeran sendiri diartikan sebagai aturan. Paugeran tembang dimaksudkan sebagai aturan-aturan yang harus dipenuhi ketika hendak membuat tembang sinom itu sendiri. Paugeran tersebut juga dapat dikatakan sebagai ciri-ciri dari tembang macapat sinom tersebut. Adapun paugeran tembang sinom adalah sebagai berikut Guru Gatra Guru gatra merupakan ketentuan baris atau larik pada tembang. Nah, pada tembang sinom terdiri dari guru gatra 9 baris, yakni dengan kata lain tembang pucung ini memiliki 9 baris kalimat di setiap baitnya. Guru Lagu Guru lagu dapat diartikan sebagai akhir vokal pada setiap baris tembang. Untuk tembang sinom sendiri memiliki guru lagu a, i, a, i, i, u, a, i, a. Dengan kata lain bahwa Baris pertama tembang pucung diakhiri dengan huruf vokal “a”. Baris kedua tembang pucung diakhiri dengan huruf vokal “i”. Baris ketiga tembang pucung diakhiri dengan huruf vokal “a”. Baris keempat tembang pucung diakhiri dengan huruf vokal “i”. Baris kelima tembang pucung diakhiri dengan huruf vokal “i”. Baris keenam tembang pucung diakhiri dengan huruf vokal “u”. Baris ketujuh tembang pucung diakhiri dengan huruf vokal “a”. Baris kedelapan tembang pucung diakhiri dengan huruf vokal “i”. Baris kesembilan tembang pucung diakhiri dengan huruf vokal “a”. Guru Wilangan Guru wilangan merupakan jumlah suku kata yang terdapat pada setiap baris tembang. Guru wilangan tembang sinom yakni 8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 8, 12. Dengan kata lain bahwa Guru wilangan baris pertama berjumlah 8 suku kata. Guru wilangan baris kedua berjumlah 8 suku kata. Guru wilangan baris ketiga berjumlah 8 suku kata. Guru wilangan baris keempat berjumlah 8 suku kata. Guru wilangan baris kelima berjumlah 7 suku kata. Guru wilangan baris keenam berjumlah 8 suku kata. Guru wilangan baris keempat berjumlah 7 suku kata. Guru wilangan baris keempat berjumlah 8 suku kata. Guru wilangan baris keempat berjumlah 12 suku kata. Penutup Demikian penjelasan mengenai tembang sinom. Penjelasan lengkap kesenian Jawa tersebut dibahas mulai dari pengertian, watak, fungsi, paugeran sampai kumpulan contoh berdasarkan tema-tema pilihan. Bagaimana anak muda? Ilmu apa yang kamu sudah dapatkan? Coba tulis di kolom komentar ya, dan jangan lupa bagikan ke teman-teman lainnya agar mereka juga belajar tentang kesenian Jawa dan semakin mengenal budaya Indonesia beserta nilai-nilai luhurnya. Tembang Sinom berasal dari sebuah kata "sinom" dalam bahasa Jawa yang berarti pucuk daun yang baru tumbuh dan bersemi. Tembang sinom ini menggambarkan fase manusia yang sedang tumbuh dan tengah beranjak dewasa, yaitu pada masa pubertas ketika seorang anak mengalami perubahan fisik dan pematangan fungsi-fungsi seksual. Pada masa ini serorang anak sedang mengalami perubahan psikologis, seorang anak biasanya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, menentang kemapanan karena dirasa membelenggu kebebasannya dan masa dimana seorang anak sedang mencari identitas dalam diri Tembang Sinom yaitu bertema kesabaran dan keramahtamahan. Tembang ini biasanya digunakan untuk memberikan wejangan dan nasehat-nasehat yang baik. Tembang Sinom memiliki Guru Gatra 9 baris setiap bait Artinya tembang Sinom ini memiliki 9 larik atau baris kalimat. Guru Wilangan Tembang Sinom yaitu 8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 8, 12 Artinya baris pertama terdiri dari 8 suku kata, baris kedua berisi 8 suku kata, dan seterusnya. Dan Guru Lagu Tembang Sinom yaitu a, i, a, i, i, u, a, i, a Artinya baris pertama berakhir dengan vokal a, baris kedua berakhir vokal i, dan seterusnya. Berikut adalah contoh-contoh tembang Sinom dan artinya yang telah kami rangkum sebanyak 24 tembang. Sebelumnya kami hanya menuliskan 6 contoh dan telah kami update dengan menambahkan menjadi 24 contoh tembang Sinom lengkap dengan artinya terdiri dari 18 tembang Sinom yang diciptakan oleh KGPA. Mangkunagara IV dalam serat Wedotomo dari buku "Menyingkap serat Wedotomo" oleh Anjar Any. dan 6 tembang Sinom yang kami rangkum dari sumber lain.1 Nulada laku utama,Tumrape wong Tanah Jawi,Wong agung ing Ngeksiganda,Panembahan Senopati,Kepati amarsudi,Sudane hawa lan nepsu,Pinesu tapa brata,Tanapi ing siyang ratri,Amamangun karyenak tyasing sesama.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaContohlah tindak utama, Bagi kalangan orang Jawa Indonesia, Orang besar di Ngeksiganda Mataram yaitu Panembahan Senopati, Yang tekun, mengurangi hawa nafsu, dengan jalan prihatin bertapa, serta siang malam selalu menyenangkan orang lain. kasih sayang.2 Samangsane pasamuwan,Mamangun marta martani,Sinambi ing saben mangsa,Kala kalaning asepi,Lelana teki-teki,Nggayuh geyonganing kayun,Kayungyun eninging tyas,Sanityasa pinrihatin,Puguh panggah cegah dhahar lawan nendra.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaDalam setiap pertemuan, menciptakan kebahagiaan lahir batin dengan Sikap tenang dan sabar, Sementara itu pada setiap kesempatan, dikala tiada kesibukan, mengembara bertapa, mencapai cita-cita hati, terpesona akan suasana yang syahdu, Senantiasa hati dibuat prihatin, dengan berpegang teguh, mencegah makan maupun Saben mendra saking wisma,Lelana laladan sepi,Ngingsep sepuhing supana,Mrih pana pranaweng kapti,Tis tising tyas marsudi,Mardawaning budya tulus,Mesu reh kasudarman,Neng tepining jala nidhi,Sruning brata kataman wahyu djatmika.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaSetiap pergi meninggalkan Istana, berkelana ketempat yang sunyi, Menghirup berbagai tingkatan ilmu yang baik, agar jelas tercapai yang dituju, Maksud hati mencapai, kelembutan hati yang utama, memeras kemampuannya dalam hal menghayati cinta kasih, Ditepi samodra, Dikarenakan kerasnya bertapa iktiar mendapat anugerah Wikan wengkoning samodra,Kederan wus den ideri,Kinemat kamot hing driya,Rinegan segegem dadi,Dumadya angratoni,Nenggih Kangjeng Ratu Kidul,Ndedel nggayuh nggegana,Umara marak maripih,Sor prabawa lan wong agung Ngeksiganda.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaMengetahui/mengerti betapa kekuasaan samodera, seluruhnya sudah dilalui/dihayati, dirasakan dan meresap dalam sanubari, ibarat di genggam menjadi satu genggaman, sehingga terkuasai, Tersebutlah Kanjeng Ratu Kidul, naik keangkasa, datang menghadap dengan hormat, kalah wibawa dengan raja Dahat denira aminta,Sinupeket pangkat kanthi,Jroning alam palimunan,Ing pasaban saben sepi,Sumanggem anyanggemi,Ing karsa kang wus tinamtu,Pamrihe mung aminta,Supangate teki-teki,Nora ketang teken janggut suku jaja.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaMemohon dengan sangat, agar akrab dan didudukan sebagai pengikut, didalam alam gaib, Pada waktu berkelana dialam sepi, siap menyanggupi, kehendak yang sudah ditentukan, Harapannya hanyalah meminta restu dalam bertapa, tidak peduli meski dengan susah Prajanjine abipraya,Saturun turuning wuri,Mengkono trahing ngawirya,Yen amasah mesu budi,Dumadya glis dumugi,Iya ing sakarsanipun,Wong agung Ngeksiganda,Nugrahane prapteng mangkin,Trah tumerah dharahe padha wibawa.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaJanji yang bertujuan baik untuk anak cucu dikelak kemudian hari, Begitulah orang luhur, bila mempertajam hati, akirnya segera kesampaian, apa yang dimaksud orang besar Mataram, Pahalanya hingga sekarang, seluruh anak cucu Ambawani Tanah Jawa,Kang padha jumeneng aji,Satriya dibya sumbaga,Tan Iyan trahing Senopati,Pan iku pantes ugi,Tinelad labetanipun,Ing sakuwasanira,Enake lan jaman mangkin,Sayektine tan bisa ngepleki kuna.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaMenguasai tanah Jawa Indonesia, Yang menjadi raja, satria sakti terkenal, Tak lain keturunan Senopati, Hal ini pantas dicontoh jasa perbuatannya, ala kadarnya, disesuaikan dengan masa kini, Tentu saja tidak mungkin persis seperti jaman Lowung kalamun tinimbang,Ngaurip tanpa prihatin,Nanging ta ing jaman mangkya,Pra mudha kang den karemi,Marnulad nelad Nabi,Nayakengrat Gusti Rasul,Anggung ginawe umbag,Saben seba mampir masjid,Ngajab ajab mukjijad tibaning drajad.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaMasih lumayan bila dibanding, Orang hidup tanpa prihatin, Tetapi dimasa kini, Yang digemari anak muda, Meniru-niru Nabi, Utusan Tuhan yaitu Rasul, Yang hanya dipakai sombong-sombongan, setiap akan bekerja singgah dulu ke mesjid, Mengharap mukjijad agar mendapat derajad naik pangkat.9 Anggung anggubel sarengat,Saringane tan den wruhi,Dalil dalaning ijemak,Kiyase nora mikani,Ketungkul mungkul sami,Bengkrakan miring mesjid agung,Kalamun maca kutbah,Lelagone Dandang gendis,Swara arum ngumandhang cengkok palaran.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaHanya memahami soal kulit saja sarengat saja, Tetapi inti pokoknya tidak dikuasai, pengetahuan mengenai tafsir dan aturan-aturannya, serta suri tauladan, tidak diketahui. Mereka hanya terlena, berbuat over akting ke Masjid Agung, Bila membaca kotbah, berirama Dandang gula, Suara merdu bergema gaya Lamun sira paksa nulad,Tuladhaning Kangjeng Nabi,O, ngger kadohan panjangkah,Wateke tan betah kaki,Rehne ta sira Jawi,Sathithik bae wus cukup,Aywa guru aleman,Nelad kas ngepleki pekih,Lamun pengkuh pangangkah yekti karahmat.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaBila kamu bertekad mencontoh, Tindak tanduk Kanjeng Nabi, Oh nak terlalu muluk namanya, Biasanya tidak mampu nak, Karena kamu itu orang Jawa, sedikit saja sudah cukup. Jangan mencari pujian, Berhasrat bersemangat meniru Fakih, Apabila mampu, memang ada harapan mendapatkan Nanging enak ngupa boga,Rehne ta tinitah langip,Apata suwiteng Nata,Tani tanapi agrami,Mangkono mungguh mami,Padune wong dahat cubluk,Durung wruh cara Arab,Jawaku bae tan ngenting,Parandene paripaksa mulang putra.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaTetapi lebih baik mencari nafkah, Karena dititahkan sebagai makluk lemah, Apa mengabdi raja, bertani atau berdagang, Begitu menurut pendapatku, Ini karena saya orang bodoh, belum memahami cara Arab, Sedang pengetahuan Jawa saya saja tak memadai, Namun memaksa diri mendidik Saking duk maksih taruna,Sadhela wus anglakoni,Aberag marang agama,Maguru anggering kaji,Sawadine tyas mami,Banget wedine ing mbesuk,Pranatan ngakir jaman,Tan tutug kaselak ngabdi,Nora kober sembahyang gya tinimbalan.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaDikarenakan waktu masih muda, Sebentar pernah mengalami, mempelajari agama, berguru menurut aturan Haji, Sesungguhnya relung hati saya, sangat takut akan hari esok, menghadapi akir hayat, Belum selesai berguru, terhenti karena harus mengabdi, Tidak sempat sembahyang, lalu dipanggil Marang ingkang asung pangan,Yen kasuwen den dukani,Abubrah bawur tyas ingwang,Lir kiyamat saben ari,Bot Allah apa Gusti,Tambuh tambuh solahingsun,Lawas lawas nggraita,Rehne ta suta priyayi,Yen mamriha dadi kaum temah nistha.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaOleh yang memberi makan, Bila telat dimarahi, Rusak dan bingung hatiku. Bagai kiamat setiap hari, Berat agama atau majikan, Ragu-ragu tindakan saya, Lama-lama terpikir, Karena anak bangsawan, apabila berhasrat menjadi petugas juru doa kurang pada Tuwin ketip suragama,Pan ingsun nora winaris,Angur baya ngantepana,Pranatan wajibing urip,Lampahan angluluri,Kuna kumunanira,Kongsi tumekeng samangkin,Kikisane tan Iyan amung ngupa boga.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaAtaukah ingin menjadi khotib, hal itu bukan bidang saya, Lebih baik berpegang teguh, tata peraturan kehidupan, Menjalankan serta mengikuti jejak para luluhur, dijaman dahulu kala hingga masa kini, Akirnya tidak lain hanyalah mencari Bonggan kan tan merlokena,Mungguh ugering ngaurip,Uripe lan tri prakara,Wirya arta tri winasis,Kalamun kongsi sepi,Saka wilangan tetelu,Telas tilasing janma,Aji godhong jati aking,Temah papa papariman ngulandara.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaSalahnya sendiri yang tidak peduli, terhadap landasan penghidupan, Hidup berlandaskan tiga hal, keluhuran, kesejahteraan dan ilmu pengetahuan, Bila tidak memiliki, satu diantara tiga itu, habislah arti sebagai manusia. Masih berharga daun jati kering. Akirnya menderita jadi peminta minta dan Kang wus waspada ing patrap,Manganyut ayat winasis,Wasana wosing jiwangga,Melok tanpa aling aling,Kang ngalingi kalingling,Wenganing rasa tumlawung,Keksi saliring jaman,Angelangut tanpa tepi,Yeku aran tapa tapaking Hyang Sukma.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaYang sudah mengetahui caranya, menghayati aturan yang bijaksana. Akirnya inti pribadinya, terlihat nyata tanpa penghalang. Yang menghalangi tersingkir, Terbukalah rasa sayup-sayup sampai. Terlihatlah segala keadaan, tampak tak berbatas. Itulah yang disebut mendapat bimbingan Mangkono janma utama,Tuman tumanem ing sepi,Ing saben rikala mangsa,Masah amemasuh budi,Laire anetepi,Ing reh kasatriyanipun,Susila anor raga,Wignya met tyasing sesami,Yeku aran wong barek berag agama.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaBegitulah manusia sejati. Gemar membiasakan diri berada dialam sepi, pada saat-saat tertentu, mempertajam dan membersihkan jiwa. Caranya dengan berpegang pada kedudukannya sebagai satria, bertindak baik rendah hati, pandai bergaul, pandai memikat hati orang lain, itulah yang disebut orang yang menghayati/menjalankan Ing jaman mengko pan ora,Arahe para taruni,Yen antuk tuduh kang nyata,Nora pisan den lakoni,Banjur njujurkenkapti,Kakekne arsa winuruk,Ngandelken gurunira,Panditane praja sidik,Tur wus manggon pamucunge mring makripat.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaDijaman sekarang tidak demikian. Sikapnya anak muda apabila mendapat petunjuk yang nyata, tidak pernah dijalankan. Lalu menuruti kehendak hatinya. Kakeknya akan diberi pelajaran. Mengandalkan gurunya seorang pandita negara yang pandai, Dan juga sudah menguasai ilmu ini beberapa contoh tembang Sinom dan artinya yang diciptakan oleh Ranggawarsito dan seniman lainnya yang tidak dapat kami sebutkan. Beda-beda ardaning wong sanegara. Berbeda-beda pikiran dan kehendak orang dalam satu negara. Temah suka ing karsa tanpa wiweka. Sehingga sang pujangga karena terlalu gembira tidak waspada. Lamun tuwuh dadi kekembanging beka. Hanya akan menjadi buah bibir belaka. Angurbaya angiket caritaning kuna. Lebih baik menulis cerita zaman kuna. Ada berbagai jenis tembang macapat dalam kesenian Jawa, salah satunya adalah macapat sinom. Tembang macapat bukan sekedar syair lagu sebagai sarana hiburan semata. Melainkan sebagai media dakwah, pemberi nasihat dan pesan moral terhadap manusia agar kelak lebih mudah dalam menjalani hidup Lalu seperti apa contoh tembang macapat sinom, bagaimana lirik lagu dan artinya dan apa pesan moralnya? Berikut penjelasan lengkapnya. Arti Tembang SinomWatak Tembang SinomFungsi Tembang Macapat SinomPaugerane Tembang SinomGuru GatraGuru LaguGuru WilanganContoh Tembang SinomTembang Sinom Tema PendidikanTema NegaraTema Tata KramaTema AgamaTema KehidupanTema KepemimpinanTema Budi PekertiTema KeluargaContoh Tembang Sinom Tema LingkunganContoh LainnyaGancaran Tembang SinomCara Membuat GancaranContoh Gancaran Macapat SinomIsine Tembang SinomPitutur Luhur Tembang SinomKumpulan Soal dan Pembahasan Macapat Sinom by Tembang merupakan salah satu kesenian Jawa yang masih aktif dan populer hingga saat ini. Masing-masing jenis tembang macapat memiliki pesan moral yang berbeda, di sesuaikan dengan jenis tembangnya. Pengertian tembang sinom adalah jenis tembang yang liriknya berisi nasihat bagi anak muda yang hendak beranjak dewasa. Sedangkan secara bahasa, sinom tegese cah enom yang memiliki arti muda dan di ibaratkan pucuk daun yang baru saja bertunas, tumbuh dan bersemi. Tembang ini melambangkan anak muda yang baru berkembang mempelajari hal baru. Seperti yang kita tahu, bahwa masa muda adalah masa pencarian jati diri. Pada masa muda, para remaja senang mencoba hal baru, emosinya cenderung berubah-ubah. Jika tidak dibekali pengetahuan, tidak menutup kemungkinan akan salah langkah. Karena itu, muncul tembang macapat sinom yang diciptakan oleh sunan Muria sebagai nasihat sekaligus media dakwah agar para kaulah muda tetap berada di jalan yang benar. Watak Tembang Sinom by Setiap jenis tembang macapat memiliki watak yang berbeda. Watak tembang macapat di ibaratkan dengan karakteristik dari isi dan sifat tembang tersebut. Sifat dari setiap tembang memang tidak di tulis dalam setiap lirik-liriknya, namun berupa perasaan yang di peroleh ketika mendengarkan tembang tersebut. Untuk watak tembang macapat sinom pada umumnya berupa Cinta kasih Gagah Cekatan Luwes Ramah Senang dengan pujian Watak tembang macapat kang bedo-bedo, tembang sinom nduweni watak kang tresna asih, canthas, trengginas, luwes, grapyak, lan seneng golek pangalembana. Fungsi Tembang Macapat Sinom Ada beberapa fungsi dalam penggunaan tembang sinom, yaitu sebagai piwulang mengajari dan wewarah membimbing anak-anak muda dan digunakan orang tua untuk memberi nasihat kepada anak-anaknya. Selain itu, karena fungsinya untuk memberi nasihat kepada kaulah muda, salah satu tema tembang sinom yang paling umum dan sering digunakan adalah tema pendidikan dan tema nasihat. Biasanya jenis tembang ini sering digunakan dalam acara perpisahan sekolah atau acara lainnya. Paugerane Tembang Sinom Paugeran yaiku aturan kang kudu ditaati yen ndamel tembang macapat. Paugerane tembang iku ana telu yaiku guru gatra, guru lagu lan guru wilangan. Paugeran adalah aturan yang harus dipatuhi ketika membuat tembang macapat. Paugeran tembang ada tiga yaitu guru gatra, guru lagu dan guru wilangan. Paugeran tembang disebut juga sebagai ciri ciri tembang, karena setiap tembang memiliki paugeran yang berbeda sehingga menjadi ciri khas tembang itu sendiri. Paungeran tembang macapat sinom yaiku 9 gatra 8a, 8i, 8a, 8i, 7i, 8u, 7a, 8i, 12a. Guru Gatra Guru gatra yaiku cacahing larik utawa baris saben baite tembang. Pengertian guru gatra adalah jumlah baris dalam satu bait. Tembang macapat sinom memiliki 9 guru gatra . Guru Lagu Guru Lagu yaiku tibaning swara ing saben pungkasaning gatra. Pengertian guru lagu adalah jatuhnya akhir suara pada baris tembang. Jika dalam pantun, akhir suaranya bersajak a-b-a-b, maka dalam tembang macapat setiap jenisnya memiliki guru lagu yang berbeda. Guru lagu macapat sinom a, i, a, i, i, u, a, i, a. Artinya baris pertama di akhiri huruf vokal “a”, baris kedua di akhiri huruf vokal “i”, baris ketiga di akhiri huruf vokal “a”, dan seterusnya. Guru Wilangan Guru Wilangan yaiku cacahing wanda ing saben sagatra. Pengertian guru wilangan adalah jumlah suku kata setiap baris tembang. Jumlah suku kata baik dalam bahasa Jawa maupun Bahasa Indonesia sama sama merujuk pada banyaknya ejaan kata. Misalnya kata ”macapat” memiliki jumlah suku kata tiga ma-ca-pat. Guru wilangan macapat sinom yaitu 8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 8, 12. Artinya baris pertama tembang memiliki 8 suku kata, baris kedua memiliki 8 suku kata, baris ketiga memiliki 8 suku kata. Baris ke empat memiliki 8 suku kata dan baris kelima memiliki 7 suku kata dan seterusnya sesuai paugerane. Baca Juga √ 73+ Contoh Tembang Pangkur {Gancaran, Arti, Watake dan Paugerane} Contoh Tembang Sinom Sebagai media yang digunakan untuk menyampaikan pesan moral dan nasihat, tembang macapat sinom hadir dengan berbagai tema. Seperti tema pendidikan, lingkungan, dan cinta. Berikut beberapa contohnya Tembang Sinom Tema Pendidikan Langit iki katon padang Kaya padange ning ati Ngilangake rasa malas Sing tansah ngrogoti ati Aku tansah taberi Menyang ing papan sinau Golek ilmu manfaat Kanggo sanguning urip Dadi wong sing migunani marang bangsa Langit ini tampak terang Selayaknya terang di hati Menghilangkan rasa malas Yang selalu menggerogoti hati Menjadikanku rajin Pergi ke tempat belajar atau sekolah Menuntut ilmu yang bermanfaat Sebagai bekal selama hidup Menjadi orang yang berguna bagi bangsanya Lakune bocah sekolah Sinau rino lan wengi Kudune bocah sekolah Mesti pinter lan setiti Nanging jaman saiki Sinanune ora luhur Karo seneng dolanan Ora bisa migunani Mung bisa njaluk lan nyusahke wong tuwa Sudah menjadi perilaku anak sekolah Belajar yang rajin di siang dan malam hari Seharusnya anak sekolah begitu Menjadi pintar dan teliti Namun di zaman ini Belajarnya sudah tidak baik Dan senang bermain Yang kurang bermanfaat Sehingga hanya bisa meminta dan menyusahkan orang tua Contoh Tembang Sinom Tema Cinta Kanca ingkang katresnanan Kanca kang jaler lan estri Kanca kang apik lan ala Saka mbiyen nganti iki Aja padha ngerahi Supaya uripe rukun Aja padha kerahan Lan gawe laraning ati Iku kabeh gawe rukun marang kanca Teman yang saling mengasihi Teman laki-laki dan perempuan Teman yang baik maupun buruk Dari dahulu hingga sekarang Jangan saling bermusuhan Agar hidupnya lebih rukun Jangan suka bertengkar Dan saling menyakiti hati satu sama lain Semua itu menciptakan kerukunan antar sesama teman Tema Negara Rajae raja utama Patihe patih linuwih Pra nayaka tyas raharja Panekare becik-becik Parandene tan dadi Paliyasing kala bendhu Mandar mangkin andadra Rubeda angribedi Beda-beda ardaning wong sanegara. Rajanya, raja yang utama Patihnya mempunyai banyak kelebihan Semua anak buahnya baik hati Pemuka masyarakatnya juga baik Namun semuanya tidak menjadi satu Karena daya zaman di kala bendu Bahkan semakin menjadi-jadi Gangguan yang mengancam Pikiran dan kehendak orang yang beda dalam satu negara Mangkya darajating praja Kawuryan wus sunyaruri Rurah pangrehing ukara Karana tanpa palupi Atilar silastuti Sujana sarjana kelu Kalulun kalatidha Tidhem tandhaning dumasi Ardayengrat dene karoban rubeda Artinya Keadaan negara yang sekarang Semakin hari semakin merosot Kondisinya semakin rusak Karena tidak ada lagi yang mereka diikuti Banyak orang yang meninggalkan aturan lama Orang cerdik terbawa arus di zaman yang penuh keraguan Suasananya menandakan situasi yang mencekam Karena dunia yang dipenuhi gangguan Tema Tata Krama Bonggan kang tan merlakeno Mungguh ugering kaurip Uripe lan tri prakara Wirya, arta, wi sinasis Kalawun konsi sepi Saka wilangan tetelu Telas tilasing janma Aji godong jati aking Temah popo papariman mulandhana Salahmu jika kamu tidak butuh Sedangkan itu adalah aturan kehidupan Kehidupan dengan tiga perkara Kekuasaan, harta, dan kepandaian Jika tidak memiliki semua Dari ketiga perkara tersebut Maka seburuk-buruknya manusia Lebih berharga dari daun jati yang kering Berakhir kasihan tidak memiliki apa-apa, meminta-minta sampai kemana-mana Nulada laku utama Tumrape wong tanah jawi Wong agung ing Ngeksiganda Penambahan Senopat Kepati Amarsudi Sudane hawa lan napsu Pinepsu tapa brata Tanapi ing siyang ratri Amamangun karyenak tyasing sesame Mencontoh perilaku yang utama Bagi masyarakat Jawa Tokoh besar di Mataram Panembahan Senopati Tekun dan bersungguh-sungguh Untuk mengendalikan hawa nafsu Dengan bertapa Sepanjang hari siang hingga malam Membangun ketentraman hati Tema Agama Amenangi jaman edan Ewuh aya ing pambudi Melu edan nora tahan Yen tan melu anglakoni Boya keduman melik Kaliren wekasannipun Dilalah kersa Allah Begja-begjane kang lali Luwih begja kang eling lawan waspada Mengalami zaman gila Sulit dipahami pikiran Menjadi lebih gila tidak karuan Jika tidak mengikuti zaman Tidak mendapat apa-apa Maka akan kelaparan Dengan kehendak Allah Sebaik-baiknya orang lupa Lebih beruntung lagi orang yang selalu ingat dan tetap waspada Tema Kehidupan Katetangi tangis sira Sira sang paramengkawi Kawileting tyas duhkita Kataman ing reh wirangi Dening upaya sandi Sumaruna anerawung Mangimur manuhara Met pamrih melik pakoleh Temah suka ing karsa tanpa wiweka. Ketika hati menangis Dia adalah seorang pujangga Yang dipenuhi rasa sedih Mendapat hinaan dan rasa malu Akibat perbuatan orang lain Yang semula memberi harapan Menghibur hatinya Memiliki keinginan untuk mendapatkan sesuatu Sehingga sang pujangga tak waspada karena terlalu gembira Tema Kepemimpinan Dasar karoban pawarta Bebaratan udan lamis Pinudya dadya pangarsa Wekasan malah kawuri Yen pinikir sayekti Mundhak apa aneng ngayun Andhedher kaluputan Siniraman banyu lali Lamun tuwuh dadi kekembanging beka. Hanya karena mendengar berita Seperti kabar dari mulut ke mulut Akan dijadikan sebagai pejabat Akhirnya kena tipu Kalau dipikir-pikir dengan benar Apa gunanya menjadi pemimpin Jika hanya membuat kesalahan Hatinya menjadi lupa diri Hanya akan menjadi buah bibir belaka Tema Budi Pekerti Ujaring panitisastra Awewarah asung peling Ing jaman keneng musibat Wong ambeg jatmiko kontit Mengkono yen niteni Pedah apa amituhu Pawarta lolawara Mundhak angreranta ati Angurbaya angiket caritaning kuna. Diceritakan di buku panitisastra Mengajarkan dan mengingatkan Di zaman yang penuh dengan gangguan dan kejahatan Orang yang berbudi tidaklah terpakai Yang demikian jika kita teliti dengan seksama Apa gunanya mempercayainya Kabar yang tidak jelas kebenarannya Hanya akan menyusahkan hati Lebih baik menulis kisah di zaman kuno Tema Keluarga Sedulur pada elinga Temenana nggonmu urip Bekti biyung bekti bapa Duwe pakerti kang becik Tumindhak kang pratitis Kakang adhi tansah rukun Tuladha kang utama Lung tinulung nora lali Kabeh mau kanggo kluarga kang mulya Para kerabat selalu ingatlah Bersungguh-sungguhlah dalam hidup Berbakti kepada ibu dan bapak Memiliki budi pekerti yang baik Berlaku dengan sederhana Jadilah kakak beradik yang selalu rukun Teladan adalah yang utama Jangan lupa untuk saling tolong menolong Semua itu untuk keluarga yang mulia Contoh Tembang Sinom Tema Lingkungan Nulada laku utama Tumrape wong tanah Jawi Wong agung ing Ngeksiganda Panembahan Senopati Kepati amarsudi Njaga kebersihan kalbu Lan kebersihan raga Tanapi ing siyang ratri Makarya ngjaga tyasing bumi pertiwi Contoh Lainnya Pangéran kang sipat murah Njurungi kajating dasih Ingkang temen tinemenan Pan iku ujaring dalil Nyatané ana ugi Iya Kiyageng ing Tarub Wiwitané nenedha Tan pedhot tumekèng siwi Wayah buyut canggah warèngé kang tampa Mangaler pariwisata. Prapteng tlatah Arjosari. Ing sendhang Tirta Husada. Toya anget handayani. Usadaning sesakit. Seger sumyah raosipun. Ing dhusun Karangreja. Siram eca kang sinambi. Anjangsana ngiras ngupaya usaha. Sun iki dhutaning nata Prabu kenya majapahit Kekasih damar sasangka Atma mantune ke patih Magang anyar awak mami Lahta bisma praptaningsun Ingutus sang narpendah Kinen mocok murdatanji Marmaningsun ingutus ywa mindho karya Guwa Clangap ing Tulakan. Sudimara Guwa Kambil. Papringan ing Ngadireja. Somopura tambah malih. Giri Tundha anenggih. Sisih elor Guwo Penthung. Kang manggen ing Tulakan. Jumbuh lan ingkang den rawi. Kang kasusra Pacitan ing Sewu Guwa. Baca Juga Tembang Kinanthi Gancaran Tembang Sinom Tegese gancaran yaiku ngowahi tembang sing wujude pupuh/pada/bait dadi gancaran utawa prosa/crita. Gancaran adalah mengubah tembang yang wujudnya pupuh/pada/bait menjadi gancaran atau prosa/ cerita. Jadi, isi tembang macapat jika di gancarake akan berubah menjadi sebuah cerita bebas atau prosa. Cara Membuat Gancaran Carane nggancarake Nggoleki lan negesi tembung-tembung kang kaanggep angel. Negesi saben gatra/ larik. Ngrakit dadi alenia/ paragraf. Nalika ngrakit dadi alenia/ paragraf kena nambah tembunge, nyuda tembunge lan ngowahi tembunge. Sing baku ora kena nganti ngowahe surasane. Cara membuat gancaran Mencari dan mengartikan kata kata yang di anggap sulit. Mengartikan setiap baris atau larik. Menyusun untuk menjadi alenia/paragraf. Ketika menyusun untuk menjadi alenia atau paragraf dapat menambah, mengurangi dan mengubah kata-katanya. Yang baku tidak dapat diganti kecuali mengubah nadanya. Contoh Gancaran Macapat Sinom Lirik macapat sinom Ambege kang wus utama Tan ngendhak gunaning janmi Amiguna ing aguna Sasolahe kudu bathi Pintere denalingi Bodhone dinokok ngayun Pamrihe den inaa Mring padha-padhaning janmi Suka bungah den ina sapadha-padha Gancarane Watake/tingkah lakune wong kang utama, ora bakal ngalang-alangi kapinterane wong liya sing migunani marang kapinteran, kabeh tingkah lakune kudu migunani. Pintere didhelikake/ora diketok-ketokne bodhone sing didokok ngarep/ diketok ketokne, tujuane manawa dienyek dening sapepadhane manungsa bisa legawa/tetep seneng. Isine Tembang Sinom Dalam bahasa Jawa sinom artinya pucuk daun yang baru tumbuh dan bersemi. Pucuk daun ibarat manusia yang menginjak usia muda. Usia muda identik dengan remaja yang pubertas. Masa pubertas dicirikan dengan terjadinya perubahan psikis, fisik dan matangnya fungsi seksual. Salah satu tandanya adalah mulai tertarik dengan lawan jenis. Pada usia ini menjadi usia yang cukup rawan karena pada masa ini seseorang memiliki rasa penasaran yang besar. Baik terhadap hal positif maupun negatif. Di usia ini juga para kaulah muda sedang proses pencarian jati diri, sehingga jika bergaul dengan komunitas yang salah maka akan memiliki dampak yang besar. Apalagi secara psikologis anak muda suka memberontak. Atas dasar hal ini tembang macapat sinom hadir sebagai upaya agar remaja melalui proses pubertas dengan baik. Fungsi tembang sinom disini sebagai ajaran piwulang dan nasihat wewarah. Isi setiap liriknya berupa nasihat tentang pergaulan, ilmu, percintaan dan keteladanan orang dulu. Pitutur Luhur Tembang Sinom Ada beberapa pesan penting amanat yang disampaikan penulis lirik pada tembang macapat sinom, pesan ini menjadi salah satu pelajaran yang dapat kita ambil, di antaranya Sebagai manusia, kita harus memiliki sifat ikhlas. Sebagai manusia, kita harusnya mengutamakan kedewasaan akal terlebih dahulu sebelum bertindak. Kita disarankan mengikuti perilaku orang terdahulu yang memiliki akhlak mulia. Di dunia agar derajatnya tinggi dan hidupnya sejahtera harus memiliki tiga perkara yaitu memiliki kekuasaan, harta dan kecerdasan. Di dunia agar kehidupannya tentram harus memiliki sifat sabar dan mudah menerima segala keadaan. Di dunia yang sementara ini, kita harus menjauhi perilaku buruk. Kumpulan Soal dan Pembahasan Macapat Sinom Tembang sinom dan kinanti adalah hasil cipta karya? Sunan Muria Sasmitane tembang sinom yaiku? Sinom,taruna, anom, weni, nom,srinata, pamase, logondhan, rema, pangrawit, mudha. Filosofi apa kang ana sajroning tembang sinom? Saben tembang macapat duweni watak beda-beda kepriye watake tembang sinom? Watake yaiku tresna asih, canthas, trengginas, luwes, grapyak, lan seneng golek pangalembana. Pathokane tembang sinom yaiku? Pathokane tembang tegese aturane utawa ciri ciri utawa paugerane. Pathokane macapat sinom yaiku 9 gatra 8a, 8i, 8a, 8i, 7i, 8u, 7a, 8i, 12a. Tembang sinom iku nglambangake wayah? Enom Tembang sinom iku kalebu babagan? sinom iku kalebu tembang macapat nyritakakek cah enom ing kang ngalami pertumbuhan lan proses nggoleki jati diri. Tembang sinom biasane digunakake kanggo? Biasae kanggo pitutur luhur utawa kanggo cerita tantang-tinantang. Tembung sinoman tegese ? yaiku wong kang nulung uwong kang nduweni hajat utawa acara. Demikian penjelasan mengenai tembang macapat sinom. Penjelasan lengkap kesenian Jawa mulai dari arti, watak, paugeran atau aturan tembang, ciri-ciri, fungsi hingga contoh dengan berbagai tema. Semoga dapat menambah wawasan dan semoga bermanfaat.

tembang sinom nulada laku utama